Kamis, 28 Mei 2020

Pengertian Penelitian Adalah : Tujuan, Fungsi, dan Macam - Macamnya

Manusia sebagai makhluk hidup yang di lengkapi dengan akal fikiran dan nafsu, sering menghadapi masalah seperti kesadaran atas kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan yang terbatas, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, permasalahan - permasalahan yang semakin kompleks. Oleh karena itu, diperlukan adanya metode untuk menyelesaikan masalah - masalah tersebut. 


Dalam metode ilmiah, suatu kebenaran yang absolute dan dapat dijadikan sebagai solusi masalah diatas adalah kebenaran yang dihasilkan dari kegiatan penelitian. Kegiatan penelitian yang dilakukan secara sistematis dan terencana yang di dasarkan pada data empiris akan menghasilkan ilmu pengetahuan baru yang dapat dijadikan solusi menghadapi masalah - masalah yang di hadapi oleh manusia.

Pada umumnya, kebenaran yang di dapat melalui kegiatan penelitian (metode ilmiah) bersifat konsisten, karena sesuai dengan sifatnya yang obyektif. Oleh karena itu, penelitian merupakan suatu hal yang penting bagi kehidupan manusia.

Pengertian Penelitian Adalah 

Pengertian Penelitian Adalah

Dalam sebuah definisis, penelitian berasal dari terjemah kata bahasa inggris yaitu "research". Kata tersebut sebenarnya tersusun dari dua unsur kata yaitu "re" yang bermakna kembali, dan "to search" yang berarti mencarai. Berdasarkan susunan dua kata tersebut dapat difahami bahwa kegiatan mencari kembali suatu kebenaran disebut sebagai kegiatan reasearch yang umum diartikan dengan penelitian.

Pengertian penelitian adalah proses pencarian sebuah kebenaran tentang suatu fenomena permasalahan yang dilakukan secara sistematis, tersetruktur, dan harus dapat dipertanggung jawabkan. Atau dengan kata lain, penelitian dapat diartikan sebagai kegiatan dalam mengungkap suatu kebenaran. Hasil dari penelitian dapat dianggap sebagai teori atau ilmu pengetahuan yang baru.

Melakukan suatu hal yang positif tentunya di dasari atau tujuan yang positif juga, begitu juga kegiata penelitian. Tujuan penelitian adalah mengungkap kebenaran yang seharusnya terjadi sesuai dengan norma - norma, aturan - aturan, dasar teori, asas kebaikan, dan lainnya guna memberikan informasi ilmu pengetahuan yang lebih baik. 

Banyak manfaat yang dihasilkan dari kegiatan penelitian ini. Tidak hanya dalam pengembangan dunia pendidikan saja, namun juga meningkatkan kualitas berbagai macam bidang seperti ekonomi, hukum, sosial, dan lain sebagainya. Dalam kegiatan penelitian yang demikian diperlukan yang namanya metode yang disebut dengan metode ilmiah. Maka dengan begitu kegiatan penelitian disebut dengan penelitian ilmiah.

Pengertian Penelitian Menurut Para Ahli

Kegiatan penelitian telah lama dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Oleh karena itu telah banyak perkembangan dalam dunia penelitian. Begitu juga konsep dan definisi penelitian itu sendiri. Selain dari definisi penelitian yang telah disbutkan diatas, terdapat beberapa definisi penelitian yang dikemukakan oleh para ahli, seperti di bawah ini:

1. Parson

Parson menganggap penelitian sebagai aktifitas pencarian atas sesuatu (inkuiri) secara sistematis melalui fokus bahwa kegiatan ini dilakukan untuk mengungkap pemasalahan yang dapat dipecahkan.

2. John

John mendefinisikan penelitian sebagai kegiatan pencarian fakta melalui penggunaan metode objektif yang jelas (sistematis dan struktur) guna mengungkap hubungan antara fakta dan menghasilkan dalil atau hukum tertentu yang kemudian dianggapnya sebagai teori.

3. Woody

Woody menggap penelitian adalah metode khusus untuk eksplor sebuah pemikirian kritis. Dia menggap bahwa penelitian meliputi redefinisi terhadap masalah, menduga (membuat hipotesa), dan mengujinya untuk menentukan apakah kesimpulan tersebut sesuai dengan hipotesis.

4. Donald Ary

Donald Ary merupakan seorang peneliti senior di zamannya, dia menganggap bahwa penelitian adalah implementasi pendekatan ilmiah (implementation of scientific approaches) terhadap suatu fenomena permasalah untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dan dapat dipertanggungjawabkan.

5. Hill Way

Hill Way mendefinisikan penelitian sebagai metode studi. Dimana dalam pelaksanaanya harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan mendalam, baik dalam segi fakta maupun dari segi sumber data atas fenomena permasalahan tertentu yang berguna untuk membuat solusi atas suatu masalah.

6. Winarno Surachmand

Winarno Surachamnd mendefinisikan penelitian sebagai aktifitas ilmiah yang berguna untuk mengumpulkan pengetahuan baru yang bersumber dari fakta dan fenomena permasalahan, dengan fokus pada penemuan prinsip-prinsip umum, serta membuat pendugaan yang bersifat generalisasi diluar sampel yang diselidiki.

7. Soetrisno Hadi

Soetrisno menggap penelitian sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran tentang suatu fenomena permasalahan, usaha tersebut dilakukan dengan menggunakan metode penelitian ilmiah.

8. Cooper & Emory

Cooper & Emory menganggap penelitian sebagai suatu proses identifikasi penyelidikan secara sistematis yang fokus pada penyediaan informasi sebagai solusi dalam menyelesaikan masalah.

9. Suparmoko

Suparmoko mendefinisikan penelitian sebagai upaya yang secara sadar dilakukan untuk mempelajari dan mengetahui fakta-fakta baru sebagai salah satu media untuk menyalurkan hasrat ingin tahu yang dimiliki oleh manusia.

Sikap dan Cara Berpikir Peneliti


Diatas sudah dijelaskan bahwa kegiatan penelitian harus dilakukan secara sistematis, terstruktur dan harus dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, ada babapa sikap dan cara berfikir yang baik dan harus di miliki oleh seorang peneliti. Adapun sikap yang harus dimiliki dan dikembangkan oleh seorang peneliti adalah sebagai berikut.

Sika-Sikap Seorang Peneliti 

  • Objektif, artinya seorang peneliti harus dapat memisahkan antara pendapat pribadi dengan fakta yang ada di lapang (objek objek penelitian). Hal ini dianggap penting dalam penelitian, karena untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, maka seorang peneliti harus bekerja sesuai data dan fakta dan bukan atas apa yang peneliti inginkan yang dapat memberikan pengaruh negatif terhadapkeabsahan hasil penelitiannya (tidak boleh subjektif). 
  • Kompeten, artinya seorang peneliti harus mengetahui, cakap, dan memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan penelitian dengan menggunakan metode penelitian ilmiah sesuai dengan bidangnya. 
  • Faktual, artinya dalam melaksanakan kegiatan penelitian, peneliti harus mengacu pada data empiris yang bersifat faktual atau fakta yang sebenarnya terjadi, bukan berdasarkan opini pribadi maupun orang lain, harapan, atau anggapan yang bersifat abstrak. Kemudian, seorang peneliti juga harus mampu berfikir kristis atas permasalahan dan tegas dalam melaksanakan tugas penelitiannya. 

Cara Berpikir Seorang Peneliti 

Cara berpikir yang diharapkan dari seorang peneliti adalah sebagai berikut:
  • Skeptis, artinya seorang peneliti diharuskan bersikap untuk selalu mempertanyakan sesuatu hal yang masih bersifat abstak, baik itu fakta ataupun bukti yang akan menunjang suatu pernyataan (tidak mudah percaya)
  • Berpikir Analis, artinya seorang peneliti diharuskan untuk selalu melakukan analisis setiap pernyataan atau persoalan yang dihadapi secara sistematis dan terstuktur menggunakan metode analisis yang sesuai.
  • Berpikir Kritis, artinya seorang peneliti harus sigap dan segera merespons sebuah pemikiran atau teorema yang diterimanya dari awal hingga akhir kegiatan. Respon tersebut meliputi kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis dan tersetruktur.

Tujuan Penelitian 

Pada umumnya di dalam sebuah laporan penelitian seperti skripsi, thesis, dan disertasi terlihat bahwa tujuan penelitian cukup mirip dengan rumusan masalah. atau dengan kata lain, tujuan penelitian merupakan pengulangan rumusan masalah, hanya saja dirubah awalanya, yang mula kalimat tanya berubah menjadi kalimat aktif biasa. 

Namun jika permasalahannya lebih kompleks lagi, maka melalui tujuan penelitian inilah sebuah permasalahan akan menjadi lebih jelas, tegas, dan dapat memberikan arah yang akan mempermudah pelaksanaan sebuah penelitian. 

Tujuan penelitian memiliki kaitan erat dengan rumusan masalah. Seperti yang pernah saya singgung sebelumnya bahwa rumusan masalah menentukan segalanya, baik itu tujuan penelitian, hipotesis, metode analisis data, pembahasan, dan pembuatan kesimpulan akhir. Dilain dari pada itu, tujuan penelitian haruslah di susun dengan baik dan memenuhi prinsip di bawah ini :
  • spesifik, 
  • terbatas, 
  • dapat diukur, 
  • dan dapat diperiksa  
Tujuan akhir dari sebuah penelitian adalah untuk memberikan informasi baru atau pengetahuan baru tentang suatu permasalahan melalui metode - metode ilmiah yang sistematis dan tersetruktur, serta dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya.

Jika ditinjau dari banyaknya rasa ingin tahu manusia, maka tujuan penelitian pun dapat bercabang dan beranak pinak. Tidak ada seorang pun yang mampu mengajukan semua pertanyaan dan menyelesaikannya sampai akhir. Maka, diperlukan adanya pembatasan - pembatasan tujuan penelitian. Oleh karena itu, Terdapat bermacam tujuan penelitian yang ditinjau dari segi usaha untuk membatasi ini, yaitu:

1. Eksplorasi 

Seringnya seorang penenliti melaksanakan kegiatannya karena untuk bereksplorasi atau dengan kata lain disebut dengan menjelajah suatu hal yang baru. Penliti melakukan eksplorasi memiliki beberapa alasan yang mendasar, yaitu :
  • Memuaskan rasa ingin tahu dan ingin lebih memahani secara mendetail,
  • Menguji kelayakan pendugaan sementara yang sudah pernah ia buat dan untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam,
  • Mengembangkan metode ilmiah yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dan lebih lebih mendalam 
Hasil penelitian eksplorasi sering dianggap kurang memuaskan. Hal tersebut dikarenakan penelitian ini tidak berujung, dan akan terus mempertanyakan hasil sampai detail paling kecil sekalipun. Hasil yang kurang memuaskan tersebut umumnya disebabkan karena masalah sampling yang kurang representative. Namun, perlu di sadari dan dimaklumi bahwa penelitian eksplorasi (penjelajahan) bermakna lain "Membuka Jalan", setelah terbukanya pintu, baru bisa dilakukan penelitian ebih dalam dan fokus. 

2. Deskripsi

Salah satu jenis tujuan penelitian yang umum dan sering digunakan oleh para peneliti adalah untuk mendeskripsikan suatu fenomena yang sedang terjadi. Penelitian dengan tujuan deskriptif berusaha untuk memberikan gambaran detail fenomena masalah yang sedang terjadi untuk kemudian klarifikasi, eksplorasi, atau konfirmasi melalui penggambaran sejumlah variabel yang berkenaan dengan fenomena masalah itu sendiri. 

Apakah ini mudah ? belum tentu, ada beberapa penelitian dengan tujuan demikian yang terbengkai. dan semoga anda beruntung.

3. Prediksi

Kemudian, penelitin juga sering yang bertujuan untuk memprediksi suatu permasalahan di masa yang akan datang menggunakan data - data saat ini dan data masa lalu. Penelitian dengan tujuan ini berusaha untuk mengindentifikasi hubungan yang memungkinkan kita untuk berspekulasi (menghitung) suatu variabel dengan mengetahui variabel yang lainnya. 


Prediksi sering kita pakai sehari-hari, misalnya dalam menerima mahasiswa baru, kita gunakan skor minimal tertentu—yang artinya dengan skor tersebut, mahasiswa mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam studinya (prediksi hubungan antara skor ujian masuk dengan tingkat keberhasilan studi nantinya).

4. Eksplanasi

Penelitian eksplanasi berupaya untuk mengkaji hubungan sebab-akibat antara suatu fenomena dengan fenomena yang lain, baik itu dua fenomena atau bahkan lebih. Dalam hal ini, penelitian dengan tujuan eksplanasi sering digunakan untuk menentukan suatu eksplanasi tersebut valid ataukah tidak. Selain itu, penelitian demikian juga dapat mengetahui mana yang lebih valid diantara dua (atau lebih) eksplanasi yang saling bersaing. contohnya adalah sebagai berikut:

Mengapa tanaman padi yang ditanam pada dearah X lebih banyak hasil panennya dari pada tanaman padi yang di tanama di daerah Y

Catatan: Jika ditinjau dari penelitian deskriptif, maka penelitian ini hanya menjelaskan secara singkat padi yang ditanam pada dearah X lebih banyak hasil panennya dari pada tanaman padi yang di tanama di daerah Y. 

Namun jika ditinjau dari penelitian eksplanasi, maka penelitian lebih menjelaskan “mengapa” (hubungan sebab-akibat) padi yang ditanam pada dearah X lebih banyak hasil panennya dari pada tanaman padi yang di tanama di daerah Y.

5. Aksi

Tujuan lain dari kegiatan penelitian yaitu aksi (tindakan). Penelitian dengan tujuan ini sering dilakukan melalui eksperimen tidakan dan mengamati hasilnya. Hasil dari penelitian ini digunakan untuk solusi praktis dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Misalnya, orang akan lebih sehat saat makan nasi dari beras organik dari pada makan nasi dari beras biasa, masyarakat tetap mengkonsumsi nasi dari beras konvensional.

Dalam eksperimen penelitian tindakan dibuat berbagai solusi guna mengingatkan masyarakat untuk mengkonsumsi nasi dari beras organik. Ternyata dari beberapa solusi yang di tawarkan, hanya ada satu solusi ang dapat diterima. Maka dari hasil penelitian tersebut, disusunlah tindakan yang tepat sesuai dengan fenomena permasalahan.

Fungsi Penelitian 

Fungsi Penelitian

Fungsi penelitian adalah mencari sebuah solusi terhadap suatu permasalah yang dihadapi dengan memberikan beberapa kemungkinan - kemungkinan yang dapat digunakan. Namun, solusi yang di tawarkan dari kegiatan penelitian umumnya bersifat abstak dan umum sebagaimana yang telah dilakukan oleh para peneliti dasar (basic research) atau bahkan dapat lebih spesifik seperti penelitian terapan. Adapun beberapa fungsi dari penelitian itu sendiri adalah sebagai berikut.

1. Mendiskripsikan Suatu Informasi

Salah satu fungsi penelitian yang paling umum yaitu untuk mendeskripsikan fenomena, peristiwa, dan fakta yang terjadi. Bagaikan sebuah berita, laporan penelitian akan memaparkan secara detail sebuah permasalahan yang membutuhkan adanya solusi penyelesaiannya. Mengapa demikian ? karena fenomena permasalahan atau peristiwa yang terjadi, itu memerlukan perhatian untuk dilaporkan ke publik. Agar masyarakat tidak hanya bertanya - banya, namun mereka juga tahu dan faham juga apa yang harus mereka lakukan.

2. Menerangkan Fenomena

Berebeda dengan fungsi penelitian diatas, penelitian berfungsi menerangkan fenomena ini lebih menitik tekankan pada mengungkap pengungkapan peristiwa yang sudah terjadi apa adanya. Tidak hanya menyatakan apa yang terjadi tapi lebih dari itu, menerangkan peristiwa tersebut lebih lua, meliputi penyebabnya, apa dampaknya, siap yang terlibat, dan lain sebagainya. Dengan begitu, akan tampak hubungan suatu peristiwa dengan  hal - hal lainnya.

3. Meramalkan, Mengestimasi, dan Memproyeksi

Fungsi ketiga dari penelitian adalah untuk meramalkan, mengestimasi, dan memproyeksi suatu fenomena permasalahan. Suatu hal yang terjadi kemungkinan memiliki data yang telah diketahui atau informasi penting yang bisa di dapat.  Kedua hal tersebut akan sangat berguna untuk memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi.

4. Mengendalikan Peristiwa 

Fungsi ini sebenarnya turunan dari fungsi sebelumnya. Dimana kita dapat mengendalikan suatu peristiwa baik itu yang sudah terjadi ataupun belum, setelah kita tahu dan telah kita prediksi, sehingga tindakan yang dihasilkan akan lebih efektif dan efisien. 

Melalui perencanaan yang sedemikian rupa, didasarkan hasil prediksi dan pengetahuan atas suatu fenomena, akan dapat memberikan rangkaian solusi tindakan yang dapat memecahkan masalah atau mempengaruhi variabel - variabel yang memiliki keterkaitan dengan peritiwa tersebut.

5. Menyusun Teori

Terakhir, fungsi penelitian adalah menghasilkan sebuah teori. Dari awal sampai akhir kegiatan penelitian berusaha memberikan informasi, solusi, prediksi, dan lain sebagainya adalah semata - mata hanya untuk menghasilkan teori baru yang dapat dipertanggung jawabkan. 

Mengapa perlu menyusun teori baru padahal sudah ada teorinya? jawababnnya adalah update teori yang lebih aplicaple untuk perkembangan dunia saat ini. Banyak penelitian terdahulu yang sudah lagi tidak dapat dijadikan sebagai acuan atau pedoman dalam memecahkan masalah saat ini. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian - penelitian yang lebih up to date. 

Macam - Macam Penelitian


Berdasarkan pada tujuan, pendekatan, bidang ilmu, tempat dan lainnya, terdapat banyak macam macam penelitian dipilih oleh peneliti yang sesuai dengan kebutuhannya.

Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu serta teknologi Margono (2007).

Berdasarkan pernyataan diatas, sebelum penelitian melakukan kegiatan penelitiannya, maka ia harus menentukan bentuk, jenis, macam penelitian tertentu yang sesuai dengan bidang ilmunya. 
Berikut adalah ragam atau jenis penelitian berdasarkan kategorinya:

1. Penelitian Ditinjau dari Tujuan

Penelitian ditinjau dari tujuannya meliputi: 
  • Penelitian eksplanatif
  • Penelitian pengembangan
  • Penelitian verifikasi

2. Penelitian Ditinjau dari Pendekatan

Penelitian ditinjau dari pendekatan meliputi: 
  • Penelitian longitudinal (pendekatan bujur) 
  • Penelitian cross section (pendekatan silang). 
Pendekatan longitudinal merupakan penelitian yang mengkaji perkembangan suatu fenomena permasalahan berdasarkan seluruh periode waktu, atau dengan meninjau proses data perkembangan yang panjang. dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data time series, misal data 1995 - 2021.

Penelitian cross section adalah penelitian yang hanya mengkaji perkembangan suatu fenomena permasalahan dalam satu periode waktu. dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross cection atau hanya satu satuan waktu saja, misal tahun data 2021

3. Penelitian Ditinjau dari Bidang Ilmu

Penelitian ditinjau dari bidang ilmu disesuaikan dengan jenis spesialisasi dan interest. Ragam penelitian ini antara lain:
  • Penelitian di bidang pendidikan, 
  • Penelitian di bidang kedokteran, 
  • Penelitian di bidang pertanian, 
  • Penelitian di bidang perbankan, 
  • Penelitian di bidang ruang angkasa, 
  • Penelitian di bidang keolahragaan, 
  • Penelitian di bidang kontruksi
  • dan lainnya

4. Penelitian Ditinjau dari Tempatnya

Penelitian ditinjau dari tempatnya meliputi:
  • Penelitian di laboraturium, 
  • Penelitian di perpustakaan dan 
  • Penelitian di lapangan (kancah).

5. Penelitian Ditinjau dari Hadirnya Variabel

Penelitian ditinjau dari hadirnya variabel meliputi penelitian variabel masa lalu, sekarang dan penelitian variabel masa yang akan datang:
  • Penelitian deskriptif, Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi).
  • Penelitian eksperimen, Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap variabel masa yang akan datang (belum terjadi).

6. Penelitian Ditinjau dari Objektivitasnya

Berdasarkan objektivitasnya penelitian dibagi menjadi dua, antara lain:
  • Penelitian kuantitatif
  • Penelitian kualitatif 
Penelitian kuantitatif menekankan pada fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. 

Penelitian kualitatif menekankan bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh individu-individu.

Demikian ulasan artikel saya terkait dengan apa itu penelitian yang ditinjau dari berbagai macam aspek dan ilmu pengetahuan. Artikel ini saya tulis dari sumber buku bacaan pribadi dan beberapa pemahaman dasar pribadi saya. Jika ada yang ingin ditanyakan atau di koreksi silahkan ungkapkan melalui kolom komentar di bawah.
 
Baca selengkapnya

Rabu, 27 Mei 2020

Hukum Permintaan dan Penawaran : Pengertian, Elastisitas, Teori, Contoh

Di setiap pasar selalu ada pembeli dan penjual baik dalam pasar barang , jasa maupun faktor produksi. Pembeli atau konsumen dengan kombinasi harga dan jumlah yang diminta selanjutnya dapat dikatakan sebagai sisi permintaan. Penjual dengan kombinasi harga dan jumlah yang ditawarkan selanjutnya disebut sisi penawaran.

Satuan-satuan rumahtangga atau individu sebagai satuan-satuan konsumen mempunyai berbagai kebutuhan barang dan jasa yang tidak terbatas jumlahnya. Konsumen mempunyai pendapatan uang yang diperoleh dari penjualan faktor produksi yang dimilikinya untuk dibelanjakan barang dan jasa yang memberi kepuasan tertinggi. Para produsen perusahaan saling bersaing memproduksi dan menawarkan barangnya. Tujuannya adalah untuk mencapai keuntungan maksimal.

Dalam berproduksi produsen mempunyai kendala yaitu bagaimana mereka harus mengalokasikan modalnya untuk membeli faktor produksi guna memperoleh sejumlah produk yang dapat memberikan keuntungan maksimum. Untuk itu produsen harus memilih dan memutuskan produk apa dan dalam jumlah berapa yang paling menguntungkan untuk diproduksi, serta dengan kombinasi faktor produksi yang bagaimana produk dihasilkan.

Hukum yang dikenal dengan penawaran dan permintaan memang  merupakan bagian penting dari dari pemahaman kita tentang sistem pasar. Pertama, bagaimana permintaan dan penawaran diturunkan. Kedua, faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan dan penawaran komoditi tertentu. Ketiga, bagaimana permintaan dan penawaran secara bersama-sama menentukan harga. Permintaan dan penawaran membantu pemahaman keberhasilan sistem harga dan juga kegagalannya, serta akibat-akibat campur tangan pemerintah dalam pengendalian harga.

Pengertian Penawaran Adalah

Hukum Permintaan dan Penawaran

Dalam sebuah definisi dijelaskan bawha penawaran adalah keseluruhan jumlah barang yang tersedia untuk ditawarkan pada berbagai tingkat harga tertentu dan waktu tertentu. Jika harga naik, jumlah barang yang ditawarkan bertambah. Begitu juga ketika harga turun, maka jumlah barang yang ditawarkan juga turun atau semakin sedikit.

Penawaran menggambarkan serangkaian kombinasi antara harga komoditas dengan jumlah yang ditawarkan oleh penjual atas komoditas tersebut. Kini kita bahas keadaan suatu barang yang diperjual belikan di pasar. Misalkan barang tersebut adalah barang Y misalnya beras, yang dihasilkan oleh produsen (producer).

Untuk menghasilkan barang Y produsen harus mempergunakan faktor-faktor produksi (factors of production, inputs). Faktor produksi tersebut mempunyai sifat yang khas, yaitu semakin banyak dipergunakan menurun produktivitasnya. Ini berarti, semakin banyak barang diproduksi akan menggunakan banyak faktor produksi, sehingga semakin menurun produktivitas faktor produksi tersebut.  Oleh karenanya dalam keadaan itu produsen meminta harga satuan yang lebih tinggi dari barang yang dihasilkannya, apabila diminta untuk menawarkan barang Y dalam jumlah yang lebih besar.

Sebaliknya untuk menghasilkan sekaligus menawarkan barang dalam jumlah lebih sedikit maka akan menggunakan faktor produksi yang sedikit pula, oleh karenanya produktivitas faktor produksi relatif lebih sedikit dari sebelumnya. Oleh karenanya produsen akan bersedia memporduksi atau menawarkan dengan harga yang lebih rendah.

Hukum Penawaran

Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang bersedia ditawarkan.

Hukum penawaran menggambarkan kombinasi antara harga komoditas dengan jumlah komoditas yang ditawarkan oleh penjual. Hukum penawaran ini hanya berlaku disektor produsen, untuk disektor konsumen hukum yang berlaku adalah hukum permintaan. Syarat utama dalam hukum penawaran ini adalah faktor-faktor lain yang memengaruhi penawaran tetap dan tidak berubah (ceteris paribus). Untuk lebih detailnya silahkan baca kurva penawaran.

Kurva Penawaran

Kurva yang menghubungkan titik-titik kombinasi antara harga dengan jumlah barang yang diproduksi atau ditawarkan.  Kurva penawaran merupakan garis pembatas jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu.

Semua jumlah diatas kurva itu mungkin ditawarkan oleh penjual akan tetapi jumlah dibawah kurva itu tidak mungkin, dengan anggapan bahwa kurva miring positif. Pada tingkat harga yang ditentukan, penjual bersedia menawarkan lebih sedikit tetapi penjual tidak mau menawarkan lebih banyak.

Dari segi jumlah yang ditawarkan, kurva menunjukkan harga minimum yang akan merangsang penjual untuk menjual berbagai macam jumlah di pasar. Penjual bersedia menerima harga yang lebih tinggi bagi suatu jumlah tertentu, tetapi penjual tidak bersedia menawarkan jumlah itu dengan harga yang lebih rendah. Konsep ini sering disebut dengan kesediaan minimum penjual menerima harga (willingness to accept ).

Kurva Penawaran (Supply Curve)


Gambar 1 menjelaskan bahwa pada harga P1 produsen beras mau menawarkan barangnya sebesar  Q1. Apabila masyarakat menghendaki produsen menambah produknya menjadi Q2 (misalkan karena pertambahan penduduk), maka produsen harus meningkatkan jumlah faktor produksi untuk meningkatkan produksi. Semakin banyak faktor produksi digunakan maka produktivitas faktor produksi semakin menurun.

Dengan semakin menurunnya produktivitas maka produsen harus menambah faktor produksi dengan tambahan lebih besar daripada tambahan sebelumnya (untuk memproduksi satu satuan produk). Kondisi ini akan mengakibatkan meningkatnya tambahan biaya atau marginal cost-nya. Oleh karenanya produsen hanya bersedia menambah produksinya apabila masyarakat mau membayar dengan harga yang lebih tinggi.

Seperti dicontohkan dalam gambar 1, pada harga P2 produsen mau memproduksi barangnya sebesar Q2. Terdapat hubungan positif antara jumlah produk dengan harga yang berlaku. Hubungan tersebut digambarkan oleh kurva penawaran.

Fungsi Penawaran 

Fungsi yang memperlihatkan jumlah yang ditawarkan (Q)  sebagai fungsi dari harga produk (Pq) dan harga faktor produksi (r, w) dan teknologi (T). Formulasi fungsinya :

Y = f(Pq, r, w, T)

Perubahan harga barang, faktor selain harga tidak berubah (ceteris paribus) menyebabkan perpindahan di sepanjang kurva atau menggambarkan perubahan jumlah yang ditawarkan. Hal ini disebabkan karena perubahan harga hanya akan mempengaruhi jumlah yang ditawarkan atau hanya akan merubah titik-titik kombinasi antara harga dengan jumlah yang ditawarkan.

Sedangkan perubahan variabel selain harga akan mengakibatkan pergeseran kurva penawaran, artinya perubahan faktor tersebut akan menyebabkan penambahan atau pengurangan jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga yang sama.

Pergeseran Kurva Penawaran

Pergeseran Kurva Penawaran

Beberapa faktor penyebab pergeseran penawaran diantaranya: teknologi, harga faktor produksi. Misalkan dengan adanya perbaikan teknologi dalam proses produksi, sehingga dengan jumlah faktor produksi yang sama dapat dihasilkan barang (Q) dalam jumlah yang lebih banyak. Hal ini mengakibatkan pergeseran kurva penawaran ke kanan (Gambar a).

Biaya satuan dari suatu barang yang dihasilkan dengan perbaikan teknologi dapat ditekan lebih murah, atau dengan biaya yang sama dapat dihasilkan barang dengan kuantitas lebih banyak. Sebaliknya kegagalan panen (proses produksi) mengakibatkan pergeseran kurva ke kiri, (Gambar b) karena dengan sejumlah faktor produksi yang sama dihasilkan barang dalam jumlah yang lebih kecil.

Kenaikan harga faktor produksi (price of inputs), sedangkan faktor lain tetap (ceteris paribus), maka semakin kecil keuntungan yang akan diperoleh dari produksi suatu komoditi. Produsen yang rasional akan mengurangi produksinya apabila keuntungan yang diperoleh semakin kecil. Oleh karenanya kenaikan harga faktor produksi menggeser kurva penawaran ke kiri menunjukkan bahwa sedikit jumlah yang ditawarkan pada tingkat harga, turunnya harga faktor produksi menggeser kurva penawaran ke kanan.

Perlu difahami antara perpindahan sepanjang kurva dan pergeseran kurva penawaran. Pergeseran kurva menunjukkan adanya pergeseran keseluruhan kurva penawaran. Ini mengandung arti adanya perubahan dalam jumlah yang ditawarkan pada tiap tingkat harga produk. Perpindahan sepanjang kurva menunjukkan adanya perubahan jumlah yang ditawarkan sebagai respon atas terjadinya perubahan harga produk.

Elastisitas Penawaran

Apabila mencermati pergerakan sepanjang kurva penawaran, maka diperlukan metode untuk membandingkan perubahan harga dan pengaruh perubahan harga ini terhadap jumlah yang ditawarkan. Metode semacam ini terdapat pada pengertian elastisitas (elasticity).

Pada umumnya angka elastisitas (coefficient of elasticity) dapat didefinisikan sebagai persentase perubahan dalam variabel yang tak bebas (dependent variable) debagi dengan persentase perubahan dalam variabel bebas (independent variable). Jika Q = f (X), maka Y adalah variabel yang tak bebas dan X adalah variabel bebas, karena dengan menemukan X dapat menentukan Y. Dalam pembahasan ini difokuskan pada elastisitas harga penawaran (price elasticity of supply).

Angka koefisien elastisitas harga penawaran (coefficient of price of supply) dapat didefinisikan sebagai persentase perubahan jumlah yang ditawarkan dibagi dengan persentase perubahan harga. Jika P adalah harga dan Q adalah jumlah yang ditawarkan, maka elastisitas penawaran dirumuskan sebagai berikut :


Elastisitas harga penawaran mengukur seberapa banyak penawaran barang dan jasa berubah ketika harganya berubah. Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari satu persen perubahan harga. Perhitungan koefisien elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut :

Es = % perubahan kuantitas penawaran / % perubahan harga,

atau

Elastisitas Penawaran
Keterangan :
ES = Elastisitas penawaran
Q2 = Kuantitas penawaran setelah perubahan
Q1 = Kuantitas penawaran awal
P2 = Harga setelah perubahan
P1 = Harga awal

Jenis-Jenis Elastisitas Penawaran

Ada lima jenis elastisitas penawaran :
  1. Penawaran tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Penawaran tidak dapat ditambah pada tingkat harga berapapun, sehingga kurva penawaran (S) akan terlihat vertikal.
  2. Penawaran tidak elastis : elastisitas < 1. Perubahan penawaran lebih kecil dari perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif kecil terhadap penawaran.
  3. Penawaran uniter elastis : elastisitas = 1. Perubahan penawaran sama dengan perubahan harga.
  4. Penawaran elastis : elastisitas > 1. Perubahan penawaran lebih besar dari perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif besar terhadap penawaran.
  5. Penawaran elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Perusahaan dapat menyuplai berapapun kebutuhan pada satu tingkat harga tertentu. Perusahaan mampu menyuplai pada biaya per unit konstan dan tidak ada limit kapasitas produksi.

Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran

Koefisien elastisitas penawaran merupakan hal yang penting bagi konsumen untuk mengantisipasi perubahan harga saat ada perubahan variabel ekonomi terkait dengan produksi suatu barang. Ada sekitar 4 faktor yang sangat penting dalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu :

1. Biaya dan Kapasitas Produksi

Penawaran akan cenderung tidak elastis (in-elastis) apabila salah satu dari hal-hal berikut terjadi :
  • Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar. Misalnya jika produksi saat ini telah mencapai skala ekonomis dan biaya rata-rata minimal, maka penambahan satu unit produksi akan menambah biaya rata-rata dan mengakibatkan produksi berada dalam skala tidak ekonomis. 
  • Atau kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas akan memerlukan pabrik/mesin baru, Misalnya, yang membutuhkan investasi besar. Sementara penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi adalah sebaliknya.

2. Jangka Waktu Analisis

Pengaruh waktu analisis terhadap elastisitas penawaran dibedakan menjadi tiga :
  • Jangka waktu yang sangat singkat, Pada jangka waktu yang sangat singkat, penjual/produsen tidak dapat menambah penawarannya walaupun terjadi kenaikan harga, sehingga penawaran menjadi tidak elastis sempurna. Hal ini disebabkan untuk memproduksi barang memerlukan waktu untuk proses produksi; 
  • Jangka pendek. Kapasitas produksi tidak dapat ditambah dalam jangka pendek, namun perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang ada. Hasilnya, penawaran dapat dinaikkan dalam prosentase yang relatif kecil, sehingga penawaran tidak elastis. ;
  • Jangka panjang. Produksi dan jumlah penawaran barang lebih mudah dinaikkan dalam jangka panjang, sehingga penawaran lebih bersifat elastis. Hal ini berkonsekuensi bahwa faktor produksi tetap dapat berubah menjadi variabel produksi yang variabel. Hal ini memberikan arti bahwa variabel tetap dapat berubah dengan perubahan jumlah produk.

3. Stok Persediaan

Semakin besar persediaan, semakin elastis persediaan. Ini karena produsen dapat segera memenuhi kenaikan permintaan dengan persediaan yang ada. Kondisi inilah yang mendasari pemerintah untuk mempertahankan adanya stock pangan nasional guna menstabilkan harga.

4. Kemudahan Substitusi Faktor Froduksi/input 

Semakin tinggi mobilitas mesin (atau kapital lainnya) dan tenaga kerja, semakin elastis penawaran. Semakin elastis mobilitas kapital dan tenaga kerja, semakin mudah produsen memenuhi perubahan permintaan yang terjadi. Ini karena kapital dan tenaga kerja lebih fleksibel, sehingga dapat ditambah atau dikurangi sewaktu-waktu dibutuhkan.

Pengertian Permintaan Adalah

Hukum Permintaan

Dalam sebuah definisi dijelaskan bawha permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta ppada berbagai tingkat harga tertentu dan waktu tertentu. Jika harga naik, jumlah barang yang dibeli akan berkurang. Sebaliknya, ketika harga turun, maka jumlah barang yang dibeli akan semakin banyak.

Pembeli barang atau konsumen memenuhi kebutuhannya dengan mengkonsumsi barang yang diproduksi atau ditawarkan oleh produsen dikarenakan barang tersebut berguna dan harganya “sesuai” dengan keinginan konsumen.

Apabila harga barang tinggi maka hanya sedikit konsumen yang mampu membeli sehingga jumlah barang yang dibeli turun. Kalau harga barang diturunkan, lebih banyak konsumen yang mampu membelinya, akibatnya jumlah barang yang dibeli semakin  banyak.

Ada hubungan negatif antara jumlah barang yang diminta dengan harga barang tersebut. Penjelasan lain, orang mengkonsumsi barang untuk mendapatkan kepuasan. Semakin banyak barang yang dikonsumsi maka kepuasan semakin bertambah. Akan tetapi tambahan kepuasan ini semakin berkurang dengan semakin bertambahnya barang yang dikonsumsi.

Oleh karenanya, pembeli akan bersedia membayar dengan harga yang lebih tinggi untuk sejumlah barang yang memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Apabila pembelian barang dengan jumlah yang lebih besar, maka konsumen hanya mau membayar dengan harga yang relatif kecil. Hubungan ini digambarkan pada kurva permintaan dengan slope atau kemiringan negatif yang disajikan pada kurva permintaan

Hukum Permintaan

Semakin tinggi harga, semakin sedikit jumlah barang yang akan dibeli atau diminta oleh konsumen. Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga, semakin banyak jumlah barang yang yang akan di beli atau diminta oleh konsumen.

Hukum permintaan menggambarkan kombinasi antara harga komoditas dengan jumlah komoditas yang dibeli atau diminta oleh konsumen. Hukum permintaan ini hanya berlaku disektor konsumen, untuk disektor produsen hukum yang berlaku adalah hukum penawaran. Syarat utama dalam hukum permintaan ini adalah faktor-faktor lain yang memengaruhi permintaan tetap dan tidak berubah (ceteris paribus). Untuk lebih detailnya silahkan baca kurva permintaan.

Kurva Permintaan

Kurva yang menghubungkan antara harga barang (ceteris paribus) dengan jumlah barang yang diminta. Kurva permintaan menggambarkan tingkat maksimum pembelian pada harga tertentu, ceteris paribus (keadaan lain tetap sama).

Jadi kurva permintaan sebenarnya merupakan garis pembatas. Kurva permintaan menggambarkan harga maksimum yang konsumen bersedia bayarkan untuk barang bermacam-macam jumlahnya per unit waktu.

Konsumen tidak bersedia membayar pada harga yang lebih tinggi untuk sejumlah tertentu, tetapi pada jumlah yang sama konsumen mau membayar dengan harga yang lebih rendah. Konsep ini disebut dengan kesediaan maksimum konsumen mau bayar atau willingness to pay.

Kurva Permintaan

Fungsi Permintaan 

Fungsi yang memperlihatkan hubungan antara jumlah yang diminta (Q)  sebagai fungsi dari harga produk (Pq) dan harga barang lain (Po) dan pendapatan atau Income (I)

Q = f(Pq, Po, I)

Kenaikan harga produk (ceteris paribus) akan menyebabkan penurunan jumlah barang yang diminta yang berarti terjadi perpindahan disepanjang kurva permintaan. Adapun perubahan variabel non harga akan menyebabkan pergeseran kurva permintaan, atau menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta pada tingkat harga tertentu.

Faktor-faktor yang menyebabkan pergeseran kurva permintaan diantaranya : perubahan pendapatan, selera, harga barang lain dan jumlah populasi. Pergeseran kurva permintaan disajikan pada kurva pergeseran kurva permintaan di bawah. Misalkan tingkat pendapatan masyarakat meningkat, berarti mereka mempunyai daya beli yang lebih tinggi. Akibatnya masyarakat bersedia membayar harga satuan produk lebih tinggi pada jumlah yang sama dengan sebelumnya.

Dengan kata lain konsumen mampu membeli produk yang lebih banyak pada tingkat harga yang sama dengan sebelumnya. Hal ini dijelaskan melalui pergeseran kurva permintaan ke kanan (Gambar a). Sebaliknya perubahan selera dari disukai menjadi kurang disukai menjadikan konsumen membeli produk dalam jumlah yang lebih sedikit pada tingkat harga yang sama dengan sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan pergeseran kurva permintaan ke kiri (Gambar b).

Perubahan harga barang lain berpengaruh pada pergeseran kurva permintaan. Kenaikan harga barang subtitusi (yang bersifat saling menggantikan) menggeser kurva permintaan komoditi ke kanan, lebih banyak yang dibeli pada setiap tingkat harga.

Sebagai contohnya kalau harga beras meningkat maka banyak orang mengalihkan makanan pokoknya dari beras ke jagung, sehingga dengan peningkatan harga beras maka akan menggeser permintaan jagung.

Kenaikan harga barang komplementernya (komoditi yang digunakan secara bersama-sama) akan menggeser kurva permintaan ke kiri. Lebih sedikit komoditi yang dibeli pada setiap tingkat harga. Sebagai contohnya kenaikan harga gula maka orang akan mengurangi permintaan gula, begitu juga banyak konsumen yang mengurangi konsumsi kopi karena gula dan kopi digunakan secara bersama-sama.

Pertumbuhan jumlah populasi atau penduduk menciptakan permintaan baru. Penduduk yang bertambah ini harus mempunyai daya beli sebelum permintaan berubah. Tambahan orang berusia kerja, tentunya akan menciptakan pendapatan baru. Jika ini terjadi, permintaan untuk semua komoditi yang dibeli oleh penghasil pendapatan baru akan meningkat.

Kenaikan jumlah penduduk akan menggeser kurva permintaan untuk komoditi ke arah kanan, yang menunjukkan bahwa akan lebih banyak komoditi yang dibeli pada setiap tingkat harga.


Elastisitas Permintaan

Seperti halnya pada sisi penawaran, pengaruh perubahan harga terhadap jumlah yang diminta dapat diketahui dengan menggunakan konsep elastisitas. Elastisitas harga atas permintaan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana  P adalah harga dan Q adalah jumlah yang diminta.

Jenis-jenis Elastisitas Permintaan

Ada lima jenis elastisitas permintaan :

1. Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. 

Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah.

Contoh barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas), lukisan milik pelukis yang telah meninggal (berapapun harga yang ditawar atas lukisan, pelukis tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas lukisannya), dan contoh lainnya yang sejenis.

2. Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. 

Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga. Contoh permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan.

Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya, namun cenderung tidak akan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang).

Contoh lainnya yang sejenis adalah bensin. Jika harga bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan harganya. Ini karena kita tetap membutuhkan bensin untuk bepergian. Sama halnya, ketika harganya turun, kita juga tidak mungkin bepergian terus menerus demi menikmati penurunan harga tersebut. Karakteristik produk yang seperti ini mengakibatkan permintaan menjadi tidak elastis.

3. Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1. 

Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga. Contoh produk yang elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki permintaan uniter elastis.

4. Permintaan elastis : elastisitas > 1. 

Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya.

5. Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. 

Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk horisontal.

Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda. Dengan demikian, secara nalar barang/jasa tersebut seharusnya memiliki harga yang sama pula.

Misalnya saja paperclip dan pen tinta biasa (seperti pen merek S dan P yang rata-rata berharga 1000-1500). Jika kita pergi ke supermarket untuk membeli paperclip, misalnya, kita cenderung tidak akan memperhatikan perbedaan merek. Satu-satunya yang sering kita jadikan bahan perbandingan adalah harga, dimana kita akan membeli paperclip yang harganya paling murah (atau pada harga rata-rata yang diterima pasar).

Akibatnya, bagi perusahaan yang menjual paperclip diatas harga rata-rata, permintaan akan barangnya akan turun ke nol. Ini karena semua paperclip, meskipun harganya berbeda-beda, memberikan fungsi yang sama.

Elastisitas harga hanyalah merupakan sifat dari kurva permintaan saja. Elastisitas tersebut tidak menentukan bentuk kurva. Elastisitas harga permintaan ditentukan oleh banyak faktor. Beberapa hal yang mempengaruhi elastisitas permintaan :
  • Semakin banyak barang pengganti (subtitusi) bagi produk tersebut, semakin elastis permintaannya. 
  • Semakin banyak macam penggunaan produk semakin elastis permintaan akan produk tersebut. 
  • Produk yang mengambil bagian besar dari pendapatan konsumen sering memiliki permintaan yang lebih elastis dibandingkan produk yang hanya mengambil bagian pendapatan yang relatif kecil. 

Sebagai contohnya : permintaan mobil bersifat lebih elastis dari pada permintaan beras. Melalui grafik dapat dijelaskan bahwa apabila harga mendekati ujung atas kurva permintaan, kemungkinan permintaan lebih elastis daripada jika harga mendekati ujung bawah kurva permintaan.

Mekanisme Pembentukan Harga

Dalam persaingan murni, dan dalam keadaan yang paling sederhana, kurva penawaran dari produsen adalah fungsi dari dua variabel, yaitu harga produk dan jumlah barang yang dijual pada berbagai tingkat harga. Adapun kurva permintaan dari pembeli (konsumen) merupakan fungsi antara harga produk dengan jumlah barang yang mau dibeli konsumen.

Pembeli dan penjual melakukan tawar menawar atau interaksi sampai pada akhirnya dicapai suatu kesepakatan pada tingkat harga tertentu. Harga kesepakatan inilah yang selanjutnya disebut sebagai harga keseimbangan (equilibrium price), yaitu harga yang disepakati oleh pembeli maupun penjual atau suatu tingkat harga transaksi.

Harga pembelian dan penjualan yang disepakati oleh kedua belah pihak untuk jumlah barang tertentu adalah merupakan satu titik pada kurva penawaran dan juga merupakan satu titik pada kurva permintaan. Hal ini berarti bahwa harga yang disepakati kedua belah pihak berada pada perpotongan kurva permintaan dan penawaran. Keadaan ini disajikan pada kurva di bawah ini.

Kondisi keseimbangan menunjukkan adanya pasar yang jumlah diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan (istilah lain : pasar “bersih” atau Clear). Kenaikan harga produk (P1) akan menyebabkan perubahan jumlah yang diminta menjadi Qd1 dan jumlah yang ditawarkan menjadi Qs1. Kondisi yang baru Qs1>Qd1 yang berarti terjadi kelebihan penawaran (excess supply). Hal ini menjadikan pasar tidak dalam keadaan bersih (clear).

Apabila dibiarkan tanpa campurtangan pemerintah, maka secara otomatis mekanisme pasar akan melakukan penyesuaian guna menyetabilkan kembali pada harga keseimbangan. Mekanismenya, pada kondisi perubahan harga dari Pe ke P1, berarti harga terjadi kelebihan penawaran atau surplus. Penjual takut barangnya tidak laku maka penjual bersedia menurunkan harga sehingga dapat melemparkan surplus ini, dan dengan demikian harga akan turun menuju harga keseimbangan Pe. 

Interaksi antara penjual dan pembeli atau konsumen dengan produsen akan membuat harga kesepakatan kembali pada Pe. Begitupun penurunan harga pada P2 menyebabkan kelebihan permintaan (excess demand). Hal ini menyebabkan terjadi kekurangan di pasar, dan harga akan naik kembali menuju Pe. Pembicaraan lebih detail mengenai faktor-faktor yang memegang peranan penting dalam penawaran dan permintaan dibicarakan dalam pembahasan lanjutan. 

Penawaran barang berkait erat dengan produksi dan biaya yang dibahas dalam teori produksi (Theory of Production) dan teori biaya produksi (Theory of Cost Production). Permintaan suatu barang terkait erat dengan konsumen dan akan dibicarakan mendalam dalam teori konsumsi atau permintaan konsumen (Theory of Individual Consumer Demand).

Contoh Soal Fungsi Permintaan dan Penawaran

1. Persamaan permintaan dan penawaran atas barang A adalah  QD = 100 – 2P dan     QS  = 20 + 5P, dimana P adalah tingkat harga yang dinyatakan dalam ribuan. 
  • Berdasarkan persamaan permintaan dan penawaran diatas, buatlah suatu tabel yang terdiri atas variabel harga (ribu rupiah), permintaan (unit) dan penawaran (unit) pada saat harga 2, 4, 6, 8, dan 10 !
  • Tentukan harga keseimbangan dan jumlah barang yang diperjualbelikan. Apakah yang terjadi (excess supply atau demand) pada harga Rp 2.500,00 dan pada harga Rp 12.000,00 ?
  • Gambarkan keadaan keseimbangan di pasar tersebut !
2. Persamaan permintaan dan penawaran atas barang X adalah:
 Qd = 100 – 2P dan Qs = 20 + 5P
P = tingkat harga yang dinyatakan dalam ratusan rupiah.
  • Berdasarkan persamaan tersebut, buat tabel permintaan dan penawaran saat harga 1, 2, 3, 4, dan 5. Tentukan tingkat harga dan jumlah barang pada kondisi ekuilibrium serta apa yang terjadi apabila kurva penawaran bergeser ke kiri sebagai akibat  tingginya harga-harga input? 
  • Apabila diketahui rata-rata harga sebesar 10 dan jumlah produk sebesar 30, hitunglah elastisitas harga atas permintaan dan penawaran.
https://www.viki.com/users/mustafalan/about
https://www.viki.com/users/abiabiz/about
https://www.viki.com/users/runimas/about

Baca selengkapnya

Pengertian Ekonomi Makro Adalah : Contoh, Ruang Lingkup, Tujuan, Permasalahan

Ekonomi Makro - Secara teori, ilmu ekonomi berusaha mengalisa segala macam kebutuhan dan hubungan antara variabel - variabel dalam ekonomi. dalam kesepatan sebelumnya juga dijelaskan bahwa Ilmu ekonomi dalam kajiannya memiliki berbagai macam bentuk dan jenis sesuai dengan fungsinya sendiri. Berdasarkan variabel ekonomi, ilmu ekonomi terbagi menjadi dua, yaitu ekonomi mikro dan ekonomi makro.

Apa yang dimaksud dengan ekonomi makro ? apa tujuan dari penerapan ekonomi makro ? Bagaimana ruang lingkup ekonomi makro ? seperti apa permasalahan yang terdapat didalam ekonomi makro? Bagaimana contoh penerapan ekonomi makro ?. Pada kesempatan kali ini, penulis akan berusaha menjawab seluruh pertanyaan diatas untuk memudahkan kamu dalam memahami ekonomi makro secara global.

Pengertian Ekonomi Makro Adalah

Pengertian Ekonomi Makro Adalah

Ilmu ekonomi makro (Macroeconomics) adalah merupakan salah satu cabang ilmu ekonomi yang mengkaji kegiatan perekonomian secara keseluruhan. Dengan kata lain, ekonomi makro merupakan ilmu ekonomi yang menganalisa keadaan atau kegiatan ekonomi secara agregat.

Tidak hanya membahasan seorang konsumen, seorang produsen, atau seorang pemilik faktor produksi, namun ekonomi makro lebih membahas pada keseluruhan tindakan para pengusaha, para konsumen, lembaga-lembaga keuangan, pemerintah, dan negara lain. Selain itu ekonomi mikro juga menganalisa bagaimana pengaruh tindakan - tindakan tersebut terhadap perekonomian secara keseluruhan (perekonomian agregat).

Sejarah ekonomi makro bermula sejak salah satu tokoh ekonomi dunia bernama JM keynes yang berasal dari  universitas cambridge inggris menulis sebuah buku dengan judul "the general theory of employment. Interest and money" yang ditulis pada tahun 1937.

Dalam teorinya, dia menjelaskan tentang sebuah teori ekonomi yang menunjukkan bahwa penganggaran dapat terjadi dan bahkan untuk jangka yang tidak terbatas. Para ahli ekonomi dimasanya pun membenarkan sampai sekarang dipraktekkan di banyak negara. dan kelompok tersebut disebut sebagai keynesian economist.

Pengertian Ekonomi Makro Menurut Para Ahli

Sebagai ilmu yang lahir pada tahun 1930an, banyak para ahli dan tokoh yang juga turut berperan dalam pengembangannya. Sehingga banyak para ahli yang memiliki definisi berbeda terkait dengan ekonomi makro tersebut. Berikut adalah definisi ekonomi makro menurut para ahli:

1. Robert S. Pindyck (2009)

Robert S. Pindyck adalah seorang ekonom Amerika, Profesor Ekonomi dan Keuangan Bank of Tokyo-Mitsubishi di Sloan School of Management di Massachusetts Institute of Technology. Dalam bukunya yang berjudul "Microeconomics" dia mendefinisikan ekonomi makro sebagai ilmu ekonomi yang menangani variabel agregat ekonomi, seperti: Tingkat dan rata-rata pertumbuhan produksi nasional, Suku bunga, Inflasi, dan Tingkat pengangguran.

2. Budiono (2001)

Sama dengan sadono sukirno, Budiono juga merupakan seorang peneliti dan dosen disalah satu universitas besar diindonesia. Dalam bukunya yang berjudul "Ekonomi Makro" dia mendefinisikanekonomi makro sebagai ilmu yang mempelajari tentang pokok ekonomi, baik jangka pendek maupun jangka panjang meliputi stabilitas dan pertumbuhan perekonomian suatu negara.

3. Paul Anthony Samuelson

Paul Anthony Samuelson ialah ekonom Amerika Serika dari Universitas Harvard. Dalam bukunya yang berjudul "Economics" dia mendefinisikan ekonomi makro sebagai cabang ilmu ekonomi yang mempelajari dan mengamati kinerja perekonomian secara komprehensif dan keseluruhan.

4. Sadono Sukirno (2000)

Sadono Sukirno merupakan seorang analis dan dosen disalah satu universitas besar di indonesia. dalam bukunya yang berjudul "Makro Ekonomi : Teori Pengantar" dia mendefinisikan ekonomi makro (macroeconomics) sebagai sebuah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari tentang kegiatan utama perekonomian secara komprehensif atau menyeluruh terhadap berbagai masalah pertumbuhan ekonomi.

Masalah - masalah tersebut meliputi: (1) Kegiatan ekonomi yang tidak stabil, (2) Inflasi, (3) Tingkat Pengangguran, (4) Neraca perdagangan serta pembayaran.

5. Muchtolifa

Muchtolifa merupakan seorang peneliti, penulis buku, dan juga pengajar di Unesa. Dalam bukunya yang berjudul "Ekonomi Makro" yang diterbitkan oleh Unesa University Press, dia mendefinisikan ekonomi makro sebagai pengetahuan ekonomi yang mempelajari sel – sel ekonomi secara keseluruhan, seperti pendapatan Nasional, Produksi Nasional, Investasi Nasional.

Tujuan Ekonomi Makro

Berbeda dengan ekonomi mikro yang bertujuan hanya mengkaji aktifitas ekonomi individu antara produsen dan konsumen atas suatu barang dan jasa. Lebih dari itu, ekonomi makro bertujuan untuk mengkaji dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan ekonomi secara keseluruhan (agregat).

Analisa - analisa dalam ekonomi makro juga dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan arah kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah suatu negara. Selain itu, analisa ekonomi makro juga dapat digunakan dengan tujuan - tujuan sebagai berikut:

  1. Menjaga stabilitas ekonomi
  2. Menekan laju inflasi dalam suatu negara
  3. Meningkatkan pendapatan nasional
  4. Stabilisasi neraca pembayaran luar negeri
  5. Membantu distribusi pendapatan
  6. Membantu meningkatkan kapasitas produksi nasional (agregat)
  7. Mengurangi jumlah pengangguran
  8. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara

Masalah Ekonomi Makro

Ilmu Ekonomi makro menjadi salah satu cabang dari ilmu ekonomi, memiliki salah satu fungsi dalam memberikan solusi terhadap permasalahan kebijakan ekonomi secara makro. Permasalahan - permasalahan tersebut berkaitan dengan pengelolaan dan pengendalian perekonomian secara umum.

Selain itu, ekonomi makro juga bertugas dalam mengusahakan agar perekonomian bisa bekerja dan tumbuh secara seimbang, terhindar dari kondisi - kondisi yang dapat mengancam keseimbangan perekonomian nasional (agregat).

Terdapat tiga masalah utama ekonomi makro jangka pendek yang harus di waspadai dan harus diatasi setiap saat melalui kebijakan - kebijakan khusus sesuai dengan tingkat permasalahannya. Permasalahan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1.  Masalah inflasi

Secara umum inflasi dianggap sebagai salah satu masalah ekonomi yang selalu dialami oleh, hampir semua negara. Pembahasan tentang inflasi selalu dikaitkan dengan kenaikan harga. Hal tersebut dikarenakan harga dapat dikatakan sebagai salah satu indikator penting atas terjadinya inflasi dalam sebuah negara.

Secara teoritis, definisi inflasi merupakan suatu keadaan dimana terdapat kecenderungan kenaikan harga–harga secara umum dan terus menerus.  Namun, apabil dalam suatu negara hanya terjadi kenaikan satu atau beberapa barang (dan bersifat sementara), maka kondisi tersebut tidak dianggap sebagai inflasi. Kondisi yang demikian tidak dianggap sebagai suatu masalah dalam ekonomi makro dan tidak perlu adanya kebijakan khusus untuk mengatasinya. Namun, tetap perlu untuk di waspadai.

Walaupun inflasi tidak secara otomatis menurunkan standar hidup, namun inflasi tetap merupakan masalah, karena tiga alasan :
  • Inflasi dapat menyebakan penurunan efisiensi ekonomi
  • Inflasi dapat mengakibatkan redistribusi pendapatan diantara anggota mastarakat.
  • Inflasi dapat menyebkan perubahan out-put dan kesempatan ke dalam masyarakat.

2. Masalah Pengangguran 

Masalah ekonomi makro yang kedua adalah pengangguran. Dimana pengangguran ini terjadi karena jumlah angka kerja atau tenaga kerja melebihi tingkat kesempatan kerja yang tersedia. Sehingga lapangan pekerjaan tidak dapat menampung tenaga kerja secara keseluruhan.

Di negara-negara berkembang, petumbuhan jumlah angkatan kerja sering tidak di iringi dengan pertumbuhan kesempatan kerja. Ketimpangan tersebut mengakibatkan angka pengangguran cukup tinggi.

Tidak semua penduduk termasuk angkatan kerja, sedangkan angakatan kerja merupakan penduduk yang masuk dalam kategori usia anak dan usia muda. Usia kerja / angkatan kerja adalah penduduk dalam usia anatar 15 tahun sampai 59 tahun yang didasarkan pada tingkat kesempatan kerja penuh (full imployment).

Secara teoritis, perekonomian suatu negara akan dianggap mencapai tingkat kesempatan kerja penuh (full imployment), Apabila tenaga kerja yang tersedia seluruhnya digunakan dalam praktek perekonomiannya.

Definisi tingkat kesempatan kerja penuh (full imployment) memiliki makna yang sedikit berbeda. Hal tersebut berguna untuk menentukan apakah perekonomian telah mencapai full imployment atau belum. Namun, yang menjadi ukuran penting dalam mengukurnya bukanlah penggunaan tenaga kerja 100%, tetapi penggunaan tenaga kerja yang sedikit lebih rendah dari itu.

3. Masalah Ketimpangan Neraca Pembayaran

Definisi neraca pembayaran adalah laporan keuangan yang mencatat informasi dari segala transaksi yang terjadi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain dalam kurun waktu tertentu, biasanya satu tahun.

Informasi transaksi yang tercatat dalam neraca pembayaran meliputi barang- barang dan jasa, dalam bentuk ekspor maupun impor, penanaman modal di luar negeri, transaksi financiil misalnya pemberian atau penerimaan kredit dari atau kepada negara lain, dan transaksi- transaksi yang bersifat unilateral (transaksi sepihak atau transaksi satu arah)

Transaksi unilateral contohnya seperti pembayaran transfer dari orang- orang yang tinggal di luar negeri tidak sama dengan jumlah penerimaan yang diperoleh dari luar negeri, selisihnya dapat berupa surplus atau defisit pada neraca pembayaran.

Permasalahan pokoknya ada pada ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran. Suatu negara dapat dikatakan bermasalah apabila neraca pembayaran cukup besar. dimana jumlah pembayaran ke luar negeri tidak sama dengan jumlah penerimaan yang diperoleh dari luar negeri, selisihnya dapat berupa surplus atau defisit pada neraca pembayaran. Jika kondisi demikian, maka diperlukan adanya suatu kebijakan pemerintah yang spesifik untuk mengatasinya.

Pada tingkatan ekonomi mikro, neraca pembayaran berkaitan langsung aktifitas internasional agregat, juga memberikan petunjuk apakah perekonomian suatu negara berada pada kondisi seimbangan atau bahkan sebaliknya.

Ruang Lingkup Ekonomi Makro

Sebagai salah satu cabang dari ilmu ekonomi, ekonomi makro memiliki ruang lingkup atau batasan teori yang dibahas didalamnya. Begitu juga dalam ilmu ekonomi mikro.  Adapun teori - teori yang dibahas dalam ekonomi makro adalah sebagai berikut:

1.  Teori Pendapatan Nasional

Secara umum, Pendapatan nasional dapat digunakan sebagai salah satu indikator dalam analisa ekonomi makro, Hal tersebut dikarenakan pendapatan nasional dianggap sebagai variabel penting guna mencari hubungan di antara variabel-variabel lain dalam ekonomi makro (seperti investasi, konsumsi, dan lainnya). Perubahan pendapatan nasional akan dapat mempengaruhi variabel - variabel yang lain. Baik itu pengaruh positif maupun pengaruh yang negatif.

Di dalam seluruh bahasan teori ekonomi makro, Pendapatan Nasional merupakan bagian yang paling menarik perhatian untuk dibicarakan. Hal tersebut dikarenakan pembahasan Pendapatan Nasional di anggap pilar utama (hal yang penting) penyangga Politik Ekonomi. Artinya, hampir semua kebijakan perekonomian difokuskan pada Pendapatan Nasional.

Adapun Subjek bahasan yang dapat dipelajari dalam teori pendapatan nasional ini secara umum adalah sebagai berikut:
  • Arti Penting Pendapatan Nasional
  • Jenis- jenis Pendapatan Nasional
  • Cara penghitungan Pendapatan Nasional
  • Hubungan Antara Konsep- Konsep Pendapatan
  • Pembagian Pendapatan Nasional

2. Teori Konsumsi Masyarakat

Pengeluaran konsumsi masyarakat juga dianggap sebagai salah satu variabel makro ekonomi. Hal tersebut di dasarkan pada sebuah teori yang menyatakan bahwa "Konsumsi seseorang berbanding lurus dengan pendapatannya". Secara tidak langsung teori tersebut juga menjelaskan bahwa "semakin besar pendapatan semakin besar pula pengeluran konsumsinya".

Perilaku tabungan juga dipengaruhi oleh faktor pendapatan. Dengan demikian maka jika pendapatan bertambah baik konsumsi maupun tabungan akan sama-sama bertambah.

Perbandingan besarnya tambahan pengeluaran konsumsi terhadap pendapatan disebut hasrat marginal untuk konsumsi atau MPC (Marginal Propensity To Consume), sedangkan besarnya tambahan tabungan terhadap pendapatan dinamakan hasrat marginal untuk menabung atau MPS (Marginal Propensity To Save).

Pebedaan antara masyarakat negara yang sudah maju dengan negara yang sedang berkembang bukan hanya terletak dalam atau dicerminkan oleh perbandingan relatif besar kecilnya angka MPC atau MPS, akan terjadi juga dalam pola konsumsi itu sendiri.

Pola konsumsi masyarakat yang sedang berkembang didominasi oleh konsumsi kebutuhan pokok atau kebutuhan primer. Sedang pada masyarakat yang sudah maju cenderung lebih banyak teralokasi kebutuhan sekunder atau tersier.

Adapun Subjek bahasan yang dapat dipelajari dalam teori konsumsi masyarakat ini secara umum adalah sebagai berikut:
  • Perilaku Konsumsi Masyarakat
  • Pola Konsumsi Masyarakat
  • Macam – Macam Teori Konsumsi

3. Teori Investasi

Investasi juga dianggap sebagai salah satu indikator penting dalam ekonomi makro yang berkaitan erat dengan pendapatan nasional. Hubungan antara kedua indikator tersebut memanglah sangat penting dan perlu untuk di analisa sebelum membentuk sebuah kebijakan. Hal tersebut juga melatarbelakangi mengapa dalam semua teori ekonomi makro indikator investasi dibahas dalam bagian tersendiri.

Berbagai macam fenomena (gejolak) terjadi dalam investasi (melalui proses multiplier) out-put nasional. Multiplier merupakan angka yang menggambarkan besarnya perubahan pendapatan nasional yang diakibatkan oleh berubahnya investasi. Dalam praktiknya, perubahan investasi pada suatu waktu menyebabkan tingkat pendapatan nasional turun berada dibawah kapasitas produksi potensial, dan sering juga pada suatu waktu menyebabkan pendapatan nasional meningkat jauh diatas kapasitas potensial.

Investasi merupakan salah satu masalah dalam ekonomi makro yang berkaitan langsung dengan besarnya pengharapan atas pendapatan (prospect of yield) dari penanaman barang modal dimasa yang akan datang. Pengharapan atas pendapatan masa depan tersebut dianggap sebagai faktor yang dapat menentukan besarnya investasi.

Terkait dnegan persoalan kapan atau dalam kondisi seperti apa seorang pengusaha akan mengeluarkan moda untuk investasi, ada dua teori yang membahasnya, (I) teori konvensional (klasik) dan (II) teori dari Keynes. Adapun Subjek bahasan yang dapat dipelajari dalam teori Investasi ini secara umum adalah sebagai berikut:
  • Macam - Macam Teori- Teori Investasi
  • Investasi dan Kapasitas Produksi
  • Pelaksanaan- Pelaksanaan Investasi

4. Teori Inflasi dan Defalasi

Pada bagian ini mengeksplorasi fenomena ganda ekonomi inflasi dan deflasi pada tingkat awal. Bahasan ini di awali dengan dengan mendefinisikan inflasi dan menjelaskan bagaimana hal itu diukur dalam ekonomi modern.

Kemudian mengeksplorasi pembangunan dua harga indeks utama, Indeks Harga Konsumen dan Indeks Harga Produsen, dan akan mengikuti bahwa dengan diskusi panjang tentang mengapa inflasi dan deflasi dapat mengancam perekonomian suatu negara (berbahaya).

Dengan menggunakan model yang sudah ada dalam bahasan ini, kita akan dapat mengetahui penyebab modern inflasi dan mempertimbangkan respon kebijakan dasar yang dirancang untuk menekan laju inflasi atau merangsang ekonomi keluar dari deflasi. Bahasan teori ini tidak menawarkan kata akhir tentang inflasi dan deflasi.

Adapun Subjek bahasan yang dapat dipelajari dalam teori teori kebijakan pemerintah ini secara umum adalah sebagai berikut:
  • Konsep Inlasi dan Deflasi
  • Proses Terjadinya Inflasi dan Deflasi
  • Dampak Terjadinya Inflasi dan Deflasi
  • Index Harga Konsumen
  • Index Harga Produsen

5. Teori Kebijakan Pemerintah

Ilmu ekonomi pada dasarnya berusaha untuk menganalisa dan mengkaji hubungan antara variable-variable ekonomi, baik itu variabel - variable mikro maupun variable makro. Sedangkan ilmu ekonomi terapan membahasan tentang persoalan kebijakan ekonomi yang perlu di terapkan dalam negara tertentu sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.

Setiap negara pastinya berharap masalah pengangguran dapat dikurangi dan diatasi. Harapan tersebut penting untuk direalisasikan melalui penerapan kebijakan yang sesuai.

Teori pertumbuhan ekonomi menjelaskan tentang faktor-faktor penting yang diperlukan untuk mewujudkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Teori tersebut mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan menjadi lebih pesat melalui kebijakan-kebijakan sebagai berikut:

Mengurangi kelajuan pertambahan penduduk, mengembangkan teknologi, meningkatkan tabungan, dan meningkatkan efisiensi penanaman modal (investasi) yang dijalankan.

Adapun Subjek bahasan yang dapat dipelajari dalam teori teori kebijakan pemerintah ini adalah sebagai berikut:
  • Kebijakan Fiskal
  • Kebijakan Moneter


    Contoh Ekonomi Makro

    Diakhir tulisan ini, saya akan memberikan beberapa contoh penerapan ilmu ekonomi makro dalam perekonomian indonesia. Tujuan pemberian contoh ini adalah agar kamu lebih mudah dalam memahami seperti apa ilmu ekonomi makro itu. Berikut adalah contoh - contohnya:
    1. Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Konsumsi Di Indonesia
    2. Analisis Penawaran Dan Permintaan Minyak Kelapa Sawit Di Indonesia
    3. Pengaruh Industri, Tenaga Kerja Industri Dan Pdrb Sektor Industri Terhadap Disparitas Pendapatan Antar Wilayah Provinsi Jawa Timur
    4. Analisa Perkembangan Ekonomi Awal Tahun 2015
    5. Kinerja, Prospek, Dan Kebijakan Investasi Di Indonesia
    6. Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Inflasi di Indonesia
    7. Deflasi dan Pembatasan Konsumsi (Deflation and Restraint of Consumption)
    8. Analisis Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia
    9. Analisis Dampak Kebijakan Fiskal Dan Moneter Terhadap Kinerja Makroekonomi Di Indonesia Dengan Model Structural Vector Autoregression (Svar)
    10. Analisis Kebijakan Uni Eropa Terhadap Perekonomian Sawit Indonesia (Penelitian Saya)
       
       
    Baca selengkapnya

    Pengertian Ekonomi Mikro Adalah : Contoh, Ruang Lingkup, Tujuan, dan Ciri - Cirinya

    Salah satu fokus studi yang berusaha menganalisis aktifitas penawaran dan permintaan yang berkaitan dengan produk, produksi, distribusi, kepuasan, dan lain sebagainya adalah ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi dalam kajiannya memiliki berbagai macam bentuk dan jenis sesuai dengan fungsinya sendiri.

    Secara umum, ilmu ekonomi diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro. Mengapa tidak menjadi satu ? Hal tersebut dikarenakan Kedua cabang ilmu ekonomi tersebut memiliki metode analisis dan penerapan yang tidak sama.

    Nah, sebenarnya apa yang disebut dengan ekonomi mikro ? Apa saja yang dibahan dalam ekonomi mikro ? bagaimana konsep ekonomi mikro ? Bagaimana ruang lingkup ekonomi mikor ? apa tujuan adanya ekonomi mikro ? apa saja teori - teori dalam ekonomi mikro ? dan bagaimana contoh penerapan ekonomi mikro ?.

    Pada kesempatan kali ini, penulis akan berusaha menjawab seluruh pertanyaan diatas dengan merangkum beberapa materi dengan harapan dapat bermanfaat untuk para pembaca semua.

    Pengertian Ekonomi Mikro Adalah

    Pengertian Ekonomi Mikro Adalah

    Ekonomi Mikro adalah cabang ilmu ekonomi yang fokus mengkaji aktifitas dan prilaku individu konsumen dan produsen dengan menggunakan konsep permintaan dan penawaran individu secara terperinci. Berbabasis pada ilmu matematic dan grafik, ekonomi mikro berusaha menggambarkan kondisi nyata individu dalam ekonomi mikro. Oleh karena itu, pelaku ekonomi yang terlibat dalam ekonomi mikro hanyalah produsen dan konsumen.

    Beberapa praktik penerapan ekonomi mikro dalam kondisi nyata seperti menggambarkan keseimbangan harga dalam pasar suatu produk X, menggambarkan efisiensi biaya yang dikeluarkan produsen dalam menghasilkan produk Y, menggambarkan tingkat kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi produk Z, dan lain sebagainya.

    Pengertian Ekonomi Mikro Menurut Para Ahli

    Ilmu ekonomi mikro sendiri sudah dikenal dan sering dipraktikkan sejak tahun 1723. Banyak para tokoh dan ahli yang berperan penting dalam pengembangan ilmu ekonomi mikro tersebut. Seiring dengan perkembangannya, banyak para ahli yang memiliki definisi berbeda terkait dengan ekonomi mikro. Berikut adalah definisi ekonomi mikro menurut para ahli:

    1.  John Adam Smith

    Adam Smith merupakan seorang filsuf berkebangsaan Skotlandia yang menjadi pelopor ilmu ekonomi modern. Adam smith mendefinisikan ekonomi mikro sebagai subjek ekonomi yang selalu bersifat ekonomis rasional. Hal ini mengakibatkan para pelaku ekonomi harus mempertimbangkan hal-hal rasional sebelum membuat keputusan.

    2. David Ricardo

    David Ricardo merupakan seorang pakar ekonomi politik asal Inggris. david juga merupakan salah seorang pemikir ekonomi klasik yang paling berpengaruh. Di mendefinisikan ekonomi mikro sebagai suatu kondisi dimana para pelaku ekonomi telah mempunyai informasi tentang seluk beluk sebuah pasar. Dengan begitu ekonomi Mikro merupakan faktor penentu dari pasar ekonomi global.

    2. Sadono Sukirno

    Sadono Sukirno merupakan seorang analis ekonomi indonesia juga penulis buku berjudul "Pengantar Teori Mikroekonomi", dan dalam bukunya sadono mendefinisikan ekonomi mikro sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjual-belikan.

    3. Marshall & Pigou

    Marshall & Pigou merupakan guru besar di Universitas Cambridge. Mereka mendefinisikan ekonomi mikro sebagai tingkat mobilitas yang tinggi dalam pasar sehingga membuat para pelaku ekonomi dapat langsung beradaptasi atau menyesuaikan perubahan-perubahan yang ada di pasar.

    5. Nicholas Gregory Mankiw

    Nicholas Gregory Mankiw merupakan seorang ahli ekonomi makro Amerika. Mankiw mendefinisikan ekonomi mikro sebagai ilmu yang membahas tentang peran individu-individu pelaku ekonomi, bagaimana rumah tangga dan perusahaan membuat keputusan, dan bagaimana mereka berinteraksi di dalam pasar tertentu.

    6. Wibowo dan Supriadi

    Wibowo dan Supriadi merupakan dosen, analisis, dan penulis buku yang berjudul "Mikro Ekonomi Islam", dalam bukunya mereka mendefinisikan ekonomi mikro sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang khusus mempelajari tentang perilaku konsumen serta perusahaan dalam penentuan harga pasar dan kuantitas faktor input, barang atau jasa yang perjual belikan.

    7. Sadono Sukirno

    Sadono Sukirno merupakan guru besar di salah satu universitas terbesar di indonesia, dia juga merupakan penulis buku "Ekonomi Pembangunan", dan dalam bukunya dia mendefinisikanekonomi mikro sebagai bagian dari ilmu ekonomi yang memandang dan menganalisa kegiatan ekonomi yang ada dengan cara memperhatikan bagian terkecil dari semua kegiatan dalam ekonomi.

    Tujuan Ekonomi Mikro

    tujuan ekonomi mikro

    Adanya pengklasifikasian dari ilmu ekonomi secara umum menjadi ekonomi mikro dan makro tentu memiliki tujuan yang jelas. Tujuan ekonomi mikro untuk mengkaji aktifitas ekonomi individu antara produsen dan konsumen atas suatu barang dan jasa. Sedangkan tujuan ekonomi makro untuk mengkaji aktifitas ekonomi secara agregat.

    Dilain dari pada hal tersebut, terdapat beberapa tujuan lain dari ekonomi mikro.Tujuan dan sasaran analisis ekonomi mikro lebih dititikberatkan kepada bagaimana membuat pilihan untuk;
    1. Mewujudkan efisiensi dalam penggunaan faktor produksi untuk menghasilkan keuntungan maksimum pada sektor produsen
    2. Mencapai kepuasan maksimum atau penggunaan suatu barang (baik dalam segi harga, kualitas dan kuantitas barang) pada sektor konsumen.

    Ruang Lingkup Ekonomi Mikro

    Sebagai salah satu cabang dari ilmu ekonomi, ekonomi mikro memiliki ruang lingkup atau batasan teori yang dibahas didalamnya. Begitu juga dalam ilmu ekonomi makro.  Adapun teori - teori yang dibahas dalam ekonomi mikro adalah sebagai berikut:

    1.  Teori Permintaan & Penawaran

    Teori permintaan adalah teori atau dalil tentang hubungan antara jumlah barang yang diminta dengan harga. Hubungan tersebut bersifat negatif, Semakin tinggi harga, semakin sedikit jumlah barang yang akan dibeli atau diminta oleh konsumen. Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga, semakin banyak jumlah barang yang yang akan di beli atau diminta oleh konsumen.

    Sedangkan teori penawaran adalah dalil tentang hubungan antara barang yang ditawarkan dengan harga. Hubungannya juga bersifat negatif, Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang bersedia ditawarkan.

    Adapun subjek bahasan dalam teori permintaan dan penawaran ini adalah sebagai berikut:

    2. Teori Konsumsi

    Teori konsumsi adalah teori atau dalil - dalil tentang prilaku konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kurva permintaan pasar merupakan turunan dari kurva permintaan individu atau perorangan (individual consumer demand). Dimana Penurunan kurva permintaan individu melalui pendekatan teori konsumsi, dapat di jelaskan melalui hubungan titk-titik kombinasi optimal konsumsi dua barang atau lebih.

    Subjek bahasan yang dapat dipelajari dalam teori konsumsi ini secara umum adalah sebagai berikut:

    3. Teori Produksi

    Teori produksi adalah teori atau dalil yang menjelaskan tentang hubungan hasil produksi dengan penggunaan faktor - faktor produksi. Produsen yang rasional bukan berorientasi pada jumlah produksi (output) maksimum atau product oriented melainkan berorientasi pada keuntungan maksimum atau profit oriented.

    Oleh karenanya dalam proses produksi produsen tidak menggunakan faktor produksi sebanyak-banyaknya untuk memperoleh produksi yang tinggi melainkan mengoptimalkan penggunaan faktor produksi untuk memperoleh jumlah produksi yang bisa menghasilkan keuntungan yang tinggi atau maksimum.

    Subjek bahasan yang dapat kamu pelajari dalam teori produksi ini adalah sebagai berikut:

    4. Teori Biaya Produksi

    Teori biaya produksi adalah teori atau dalil yang menjelaskan hubungan antara biaya yang dikeluarkan pengusaha dengan seluruh faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Biaya tersebut dapat berupa biaya langsung maupun tidak langsung, seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, dan lain sebagainya.

    Tujuan utama dalam penerapan teori biaya ini adalah menciptakan efisiensi dalam input produksi guna memperoleh hasil maksimum. Namun selain dari pada itu, terdapat kegunaan lain daripada teori ini yaitu untuk membuat perencaan dalam kegiatan produksi, sebagai kontrol operasional biaya, dan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan.

    Adapun subjek bahasan yang dapat kamu pelajari dalam teori biaya produksi ini adalah sebagai berikut:

    5. Teori Distribusi

    Teori distribusi adalah teori atau dalil yang menjelaskan tentang aktifitas penyaluran produk dari produksen kepada konsumen akhir yang melalui beberapa saluran distribusi. Dalam teori ini yang menjadi pertimbangan penting adalah biaya transportasi, waktu pemesanan, ketahanan produk, dan jarak antara produsen dengan konsumen.

    Selain berfungsi sebagai penyalur produk dari produsen ke konsumen, distribusi juga betugas dalam pengemasan produk serta promosi produk.

    Adapun subjek bahasan yang dapat kamu pelajari dalam teori distribusi ini adalah sebagai berikut:

    6. Teori Harga

    Teori harga adalah teori atau dalil yang menjelaskan tentang harga keseimbangan antara penjual dan pembeli. Pembeli dan penjual melakukan tawar menawar atau interaksi sampai pada akhirnya dicapai suatu kesepakatan pada tingkat harga tertentu.

    Harga kesepakatan inilah yang selanjutnya disebut sebagai harga keseimbangan (equilibrium price), yaitu harga yang disepakati oleh pembeli maupun penjual atau suatu tingkat harga transaksi.

    Harga pembelian dan penjualan yang disepakati oleh kedua belah pihak untuk jumlah barang tertentu adalah merupakan satu titik pada kurva penawaran dan juga merupakan satu titik pada kurva permintaan. Hal ini berarti bahwa harga yang disepakati kedua belah pihak berada pada perpotongan kurva permintaan dan penawaran. Oleh karena itu, silahkan pelajar Mekanime Pembetukan Harga

    7. Teori Struktur Pasar

    Teori struktur pasar adalah teori atau dalil yang menjelaskan tentang penggolangan pasar berdasarkan pada jumlah perusahaan, karakteristik atau jenis produk , dan kemudahan perusahaan atau produsen untuk masuk dan keluar dari suatu pasar.

    Struktur pasar akan dinyatakan sebagai struktur pasar yang non-kompetitif ketika terdapat perusahaan yang tidak memiliki kekuatan dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah barang dan harga barang yang ada di pasar tersebut.

    Sebaliknya, jika perusahaan  memiliki kekuatan atau kemampuan untuk mempengaruhi jumlah barang yang beredar atau harga barang yang ada di pasar, maka struktur pasar tersebut dikatakan sebagai struktur pasar yang kompetitif.

    Adapun subjek bahasan yang dapat kamu pelajari dalam teori struktur pasar ini adalah sebagai berikut:

    Contoh Ekonomi Mikro

    Contoh Ekonomi Mikro

    Pada bagian ini, penulis akan memberikan beberapa contoh penerapan ilmu ekonomi mikro dalam ekonomi indonesia. Tujuan pemberian contoh ini adalah agar memberikan kemudahan para pembaca dalam memahami seperti apa ilmu ekonomi mikro itu. Berikut adalah contoh - contohnya:
    1. Analisis Permintaan Dan Penawaran Cabai Merah Di Provinsi Sumatera Utara
    2. Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan dan Harga Produk pada Supermarket dengan Menggunakan Metode Importance Performance Analysis (IPA)
    3. Analisis Faktor-Faktor Produksi Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Robusta Di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
    4. Analisis Pendapatan Usaha Pengrajin Gula Aren Di Desa Tulo’a Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango
    5. Analisis Pemasaran Jamur Merang Lembaga Mandiri Mengakar Masyarakat (Lm3) Agrina Di Tanjong Paya Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen
    6. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Menggunakan Metode Full Costing Sebagai Dasar Perhitungan Harga Jual (Studi Kasus Pada Kertina’s Home Industry)
    7. Analisis Struktur Pasar Industri Karet Dan Barang Karet Periode Tahun 2009

    Demikianlah ulasan artikel saya terkait dengan apa itu ekonomi mikro, yang kami rangkum dari berbagai macam sumber bacaan favorit saya. Semoga bermanfaat untuk anda semua dalam memahami ilmu ekonomi mikro. Mohon maaf bila ada kesalahan. Saya menunggu kritik dan sarannya melalui kolom komentar di bawah. Terima kasih telah berkunjung
     
    Baca selengkapnya